"Why Not The Best" ANIES DAN BATU SANDUNGAN KPK
Oleh :Irwansyah Nasution
Tahun Politik ini penuh dengan Drama beserta , kejutannya , sekaligus , urat syaraf Publik terbetot dengan peristiwa dan isu yang tak sedap , sebahagian Publik menaruh perhatian besar diperiksanya Anies Baswedan oleh KPK dugaan kasus Formula E namun disisi lain Pimpinan Partai - Partai Politik berlomba lomba mencalonkan Anies sebagai capres 2024 .
Opini terbentuk bahkan terbelah antara menuduh kerja KPK berbau politis dalam pemeriksaan Anies para pengamatpun memberi kecurigaan pada KPK soal Anies , Hukum beraroma Politis.
Publik hanyut secara luas soal tuduhan politis kepada KPK tak kurang pembelaan datang dari Politisi dan Tokoh Nasional membela Anies
Sebut saja SBY ,Yusuf Kalla dan Surya Paloh sesuatu yang langka terjadi pada tokoh lain selama Ini secara masif dan serius kecuali soal Anies .
Dukungan para tokoh Nasional pada Anies mengundang simpatik Publik Anies yang selalu Kooperatif dan elegan saat hadir dipanggil KPK sudah dua kali untuk memberi keterangan.
Pertanyaan kita mengapa Ketua KPK Firly Bahuri ngotot seperti yang diberitakan Tempo dalam gelar perkara meminta "Anies " ditetapkan sebagai tersangka sekaligus dinaikkan level kasus Formula E dari penyelidikan kepenyidikan walau keterangan para penyidik KPK belum cukup untuk ditingkatkan kasusnya
Sehingga perkara ini masih ngambang apakah persoalan Mal administrasi , Pidana Korupsi atau persoalan perdata seperti yang diungkapkan wakil ketua KPK Alexander Marwata menanggapi pertanyaan para wartawan.
Pengetahuan , kejelian dan kesabaran Publik melihat peristiwa ini benar benar diuji , Opini telah terbentuk bahwa KPK bekerja dalam tekanan politik bukan penegakan hukum secara jernih ( purely )
Mengapa pembelaan ini begitu kuat dari kelompok masyarakat dan partai Politik ?, padahal Pemilu masih lama , ini tak lain masalah kepercayaan kepada sosok Kepribadian Anies begitu besar dan sekaligus harapan
Anieslah yang mendapat kepercayaan untuk menjadi Presiden Indonesia setelah Presiden Jokowi 2024 mendatang walau harus diuji lewat Pemilu .
Penegakan Hukum memang tak lepas dari kepentingan Hukum , bila Hukum ditegakkan bermodal kewenangan kekuasaan Oknum Penegak Hukum dan kengototan apalagi memperdaya mendapat keuntungan politis
Maka sebenarnya para penegak hukum itu telah melakukan penghianatan terhadap hukum itu sendiri ,
Penegakan hukum mestinya bekerja untuk mencari keadilan bukan mengangkangi hukum yang dipaksakan memenuhi hasrat politik sehingga dalam penegakan hukum ditolak oleh publik seperti peristiwa Anies ini.
Apa ... yang dikhawatirkan dari cara penegakan hukum yang diduga beraroma politis ini akan menimbulkan lunturnya kepercayaan masyarakat kepada Pimpinan KPK , semoga bukan pada institusi KPK.
Dalam teori penegakan hukum ada landasan yang tak dapat diabaikan Penegak Hukum yakni kepentingan Aspek Sosiologi Hukum yang beredar diaspirasi masyarakat
tidak semua persoalan hukum dapat diselesaikan memakai hukum semata pertimbangan sosiologis dalam soal Anies ini patut dipertimbangkan Pimpinan KPK ,... akan dampak penegakan hukum
Bagaimana ... KPK melihat Ultimum Remedium bila dikaitkan pembelaan desakan rakyat dan tokoh nasional untuk segera dihentikan disamping tak cukup bukti kepada Anies dalam soal Formula E.
Bagaimanapun kita sangat berharap persoalan hukum pada Anies dapat diselesaikan tanpa membawa luka baru bagi sesama anak bangsa karena disinilah kita hidup dalam kebersamaan bukan mempertentangkan perbedaan dalam politik.
Janganlah sebab kebencian membuat tidak berlaku adil dalam penegakan hukum berlaku adil lah kalian, demikian Alquran menjelaskan.
Penulis pengamat sosial dan kebijakan Publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar