APA PERLU SURVEI CAWAPRES DI PILPRES ?
(Seri Politik Nasional) Oleh Irwansyah Nasution
BATU BARA-Sumut-Perisainusantara.com
Belum tuntas pembahasan Capres, Namun nama Cawapres sudah mulai diobral oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia seperti yang di kutip dari berita CNN Indonesia dengan menyebut nama-nama RK , AHY, Sandiaga, Erick Thohir, hingga Khofifah serta yang lainnya .lengkap dengan dukungan elektabilitas masing masing yang diunggulkan.benarkah demikian kenyataannya?.
Lembaga survei seolah menjadi representasi keinginan rakyat untuk meyakinkan pihak tertentu dalam mengambil keputusan politik penetapan Cawapres dengan merujuk metode ilmiah ,
Lembaga survei itu juga ingin menyakinkan publik bahwa sosok tersebutlah menjadi pilihan yang sangat diinginkan rakyat sementara rakyat sendiri belum cukup serius mengenal calon tersebut
Namun dengan sihir hasil survei suara keterwakilan rakyat diambil oleh lembaga survei itu menjadi komoditas politik Cawapres pantastis dan menghina akal sehat.
Barangkali inilah yang dinamakan Syihrum Mubiin(sihir yang nyata) akal sehat publik diera digital yang mulai berkembang di arena kamuflase politik nasional, yang tidak semua orang mendapatkan akses kecuali orang orang tertentu yang ingin menggunakan kecanggihan survei "berbayar" untuk naikkan popularitas menuju nikmatnya kekuasaan.
Jika disimak baik-baik keterangan survei itu ada kejanggalan dalam mengukur keinginan dan keterkenalan dimata masyarakat tentang klaim hasil survei ,terkadang kita terkejut nama Polan dan si polan tidak terlalu aktif dimasyarakat tiba tiba muncul menjadi jagoan survei.
Anehnya lagi apa yang dilakukan beberapa lembaga survei pada hasil survei selalu mirip mirip keterangannya seolah koor paduan suara hanya berbeda sedikit di margin of eror itupun tidak terlalu banyak dan yang lebih terasa ditutup tutupi ketika publik meminta klarifikasi sebagai akuntabilitas publik soal sumber dana survei selalu tidak terbuka ke publik oleh lembaga yang melakukan survei penelitian itu
Disinilah terlihat survei itu tidak fair dalam menjalankan pekerjaannya maka tidak heran di ujung survei itu publik menilai ada misi sponsor membawa agenda framing pembentukan opini tentu hasilnya sulit diyakini
Pembentukan opini adalah bagian dari operasi strategi politik yang memang sangat diperlukan untuk membuat publik yakin terhadap calon Cawapres dan juga Partai Politik yang sedang mencari figur yang cocok disandingkan sebagai pendamping Capres,
Bila itu berhasil maka para lembaga survey itupun akan menindak lanjuti kepada tahap berikutnya itulah yang sering kita amati dari pekerjaan lembaga survei yang kuat sekali diduga sebagai peralatan politik para peminat jabatan publik dalam mencari dukungan walaupun tidak ada aturan yang melarang ke kecuali persoalan yang menyangkut pelanggaran etika semata.
Dalam situasi saat ini publik memerlukan kejernihan dan kejujuran semua pihak termasuk lembaga survei agar tidak membangun kekeruhan dengan alasan ilmiah , kita tidak mempersalahkan siapapun, juga lembaga survei , kerja lembaga survei membentuk opini sebagai misi pihak tertentu itulah yang kita kecam ,
Mendahului kerja Partai Politik untuk menyerap aspirasi secara langsung tidak ada agenda tersembunyi di balik survei itu yang ingin ditagih dari Partai Politik oleh rakyat agar tidak memperdagangkan aspirasi rakyat yang sering disebut membeli kucing dalam karung.
Lembaga survei jika mau berpartisipasi dalam memilih pemimpin bangsa yang baik seharusnya fokus ke pertanyaan rekam jejak agar publik terbantu memahami sang Capres dan Cawapres bukan memilih Capres dan Cawapres
Karena itu domain saat hari pemilihan langsung umum bebas dan rahasia disinilah pertentangan akal sehat publik itu terusik oleh pelaku survei itu dengan cara mendahului hasil pilihan langsung rakyat terhadap Capres dan Cawapres
Bagaimanapun hasil survei itu tetap dianggap sebagai permainan politik bukan aspirasi politik.he...he...he...
Penulis pengamat sosial politik dan kebijakan publik LKPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar