-->

Capres Cawapres "Tergembok" PDI.P

 CAPRES CAWAPRES "TERGEMBOK" PDI.P

(Seri Politik Nasional)  Oleh:Irwansyah Nasution


BATU BARA -SUMUT- Perisainusantara.com

Lambatnya sikap final  partai memastikan capres dan cawapres nya secara lengkap menghadapi pertarungan di pilpres 2024 diyakini menunggu capres cawapres  PDIP.Mengapa demikian ?.padahal mensosialisasikan capres sejak dini merupakan kebutuhan calon pemilih melihat prestasi dan rekam jejak yang akan dipilih lebih jernih untuk kepentingan bangsa.

Namun tidak bagi PDIP yang mempunyai sikap berbeda dalam hal penetapan capres dan cawapres nya sedikit lebih lambat dari pada koalisi lain entah karena belum dapat angin atau atur strateginya di last menit semua memang menggemaskan sekaligus yang ditunggu tunggu ,lalu apa untungnya bagi PDIP dengan strategi "mengunci " capres cawapres nya ke Publik dengan menunggu Mega ?.

PDIP dengan posisi dapat mencalonkan secara mandiri  pasangan capres cawapres  kemungkinan dapat mendikte dan sekaligus  didikte lawan lawannya,semua tergantung sudut pandang apakah soal meramu kecocokan  (chemistry)atau soal pembiayaan semua bagian dari tantangan dan peluang masing masing partai  capres cawapres yang diusung , semua perlu dihitung dengan cermat meski tidak harus cepat atau lambat bagi partai yang sudah duluan menetapkan capresnya dengan cepat dan cermat  pasti sudah berhitung peluang dan tantangan seperti koalisi perubahan yang menghantarkan Anies sebagai capres.

Hasilnya luar biasa mendapat respon cukup besar dilapangan masyarakat boleh dikatakan para pimpinan partai itu dapat tersenyum menikmati hasilnya setidaknya dapat mengukur kekuatan capres yang telah di launching ke publik berhasil memberikan umpan balik terhadap elektabilitas partai akibat mereka telah berkeringat sejak awal.asyiknya lagi partai itu dapat menyetel tensi politik dan perkembangan dinamika politik.

Bermain lebih awal capres yang telah dimunculkan sejak dini dapat membentuk opini dan propaganda  narasi  contoh bagaimana riuh rendahnya publik merespon ucapan Anies soal menko merubah konstitusi di forum HMI atau bagaimana Prabowo bermesraan dengan Jokowi di panen padi raya di Jawa tengah ber swa photo semua memberi pesan dan kesan di publik dan mendapat skor tersendiri bagi para pemilih kelak.

Kenapa PDIP dan Megawati belum juga menetapkan capres nya?.sebagai partai pemenang pemilu biasanya naik ring belakangan karena menunggu penantang "golden party" julukan buat PDIP dalam dua kali pemilu ini benar benar mempertaruhkan reputasinya di mata publik yang mulai curiga jangan jangan PDIP  ingin melihat kepastian pemilu terlebih dahulu setelah dengan tegas mengatakan tidak boleh ada penundaan pemilu ,apalagi pertemuan Mega Jokowi kemaren yang materinya belum dapat dipastikan soal apa dibicarakan.

Jika pertemuan Mega Jokowi dengan maksud Jokowi mendesak Mega agar mendorong Prabowo Puan atau Prabowo Ganjar sepertinya Mega tidak ambil pusing ,pertemuan itu hanyalah basa basi politik biasa agar kelihatan berhubungan baik terhadap Jokowi yang juga presiden namun Jokowi tetaplah kader dan petugas partai didepan Mega ,harus tunduk pada kebijakan Nya di partai.

Sulitnya berbagai pihak merayu Mega dan meyakinkannya karena ring satu ditubuh partai sendiripun hanya menjalankan perintah apalagi di ring dua dan tiga yang berusaha membangun opini terhadap pencalonan Ganjar di PDIP tidak akan terwujud satu satunya orang yang mampu menyakinkan Mega adalah mantan suaminya almarhum Taufik Kemas saat ini Mega benar benar mandiri dengan keputusannya .

Usaha yang terus dilakukan kelompok Ganjar untuk mencapreskan Ganjar juga Prabowo karena mereka kurang percaya diri menghadapi Anies tanpa kekuatan PDIP mengingat pasang surut PDIP dalam tiap kali pemilu masih dalam lingkaran dua besar karena kuatnya basis PDIP di pedesaan.siapapun calon yang menang bukan karena faktor orang tapi lebih banyak ditentukan partai termasuk Ganjar saat menang sebagai gubernur di Jawa Tengah dicalonkan PDIP pantas saja  Mega menggembok capres cawapres dari PDIP yang lain hanya menunggu keputusan Mega.he..he..

Penulis Pengamat Sosial Politik dan Kebijakan  Publik LKPI.

Share:

No comments:

Post a Comment

Artikel

Labels

Budaya (16) ekonomi (3) Kesehatan (13) Organisasi (191) Pemerintahan (104) Pendidikan (138) politik (91) Polri/TNI (6) sosial (107) Sumatera Utara (29)

Blog Archive