PAMIT PADA JOKOWI ,DAN HARAPAN HAMPA PRABOWO.
(Seri Politik Nasional) Oleh:Irwansyah Nasution
BATU BARA-Sumut-Perisainusantara.com
Setelah Ganjar ditetapkan sebagai Capres PDIP ,Prabowo tersentak bahwa politik itu memang selalu membawa kekecewaan ,meski binaan telah dianggap kokoh dan tak akan runtuh namun beda dengan bangunan politik hal hal pragmatis selalu membawa kejutan berbelok arah bukan soal no free lugh,tapi soal hidup mati kepentingan politik. jika dibayangkan betapa kecewanya Prabowo saat melihat perubahan berpindahnya Jokowi kembali ke sisi Megawati dalam pencapresan Ganjar yang memang keduanya petugas partai di PDIP.
Kenyakinan Prabowo selama ini mendapat dukungan penuh pencapresan dari presiden Jokowi semua jadi hampa meski saat pertemuan dengan Jokowi terlihat tegar dan pulih seketika akibat pengalaman panjang sebagai prajurit yang memang harus siap dengan hal hal yang pahit bagaimanapun Jokowi akan ikut kepada Mega ketimbang Prabowo walaupun dalam beberapa hal mereka pernah bersepakat membangun koalisi besar dan entah bagaimana nasib koalisi itu nantinya tanpa Jokowi.
Pertemuan Prabowo dengan Jokowi di hari lebaran idul Fitri sejak di umumkannya Ganjar sebagai capres menyiratkan bahwa Prabowo tetap pada pendiriannya akan mencalonkan sebagai presiden tanpa atau bersama lagi dengan Jokowi sambil pamit dan akan melanjutkan misi politik pencapresan di 2024 ,yang tertunda sejenak.
Sejak awal prediksi politik yang selalu berubah ubah membuat kepastian terbentuk koalisi tak lebih dari penjajakan awal masing masing pimpinan partai meski dibungkus dengan tema tema kesepakatan yang ujungnya tidak sepakat dan berpisah di persimpangan kepentingan.sepertinya partai partai mulai mengerucut dengan opsi pilih bergabung ke capres mana Anies kah atau Ganjar atau partai yang tersisa seperti Golkar PKB akankah menetapkan Prabowo sebagai capres bersama semuanya tergantung kemampuan Prabowo menghimpun dua partai ini.
Di lain kesempatan IdulFitri pertemuan tiga ketua Partai Golkar PAN dan PPP mereka menyebut opsi masih terbuka seperti yang di sampaikan Airlangga artinya kemungkinan Golkar bisa saja bergabung dengan semua partai koalisi yang ada sekaligus bergabung dengan capres yang juga sudah ada pernyataan koalisi KIB setidaknya sinyal bagi Prabowo termasuk dengan konsistensi PKB apakah masih tetap bersama Gerindra .
Kesempatan Prabowo untuk mendapat dukungan politik pencapresannya baik lewat Jokowi yang telah berlalu maupun pengkondisian sisa partai nampaknya tidaklah mudah apalagi sejak keluarnya Sandiaga Uno dari Gerindra seperti menyiratkan ada problem besar yang akan dihadapi Gerindra dalam urusan pencapresan,namun walau demikian kemampuan Gerindra dan Prabowo memang memiliki magnet tersendiri bagi koalisi partai lain yang memerlukan kerjasama dengan Gerindra .
Prabowo sudah seharusnya mengambil sikap politikus yang pragmatis dalam konteks pencapresan tidak lalu mengandalkan kekuasaan yang berujung tragis ,bergegas membangun kepastian dengan partai yang belum menetapkan capres secara permanen jika terlambat maka peluang untuk menjadi capres semakin sulit mengingat ujung gerak politik adalah mendapatkan kekuasaan atau hanya mendapatkan cerita dalam sejarah pernah tercatat gagal dalam pencapresan.
Penulis pengamat sosial politik dan kebijakan publik LKPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar