TITIK TERANG CAPRES DAN RUANG GELAP PILPRES
(Seri Politik Nasional) oleh:Irwansyah Nasution
BATU BARA-SUMUT-Perisainusantara.com
Tarik ulur tentang siapa capres dan cawapres begitu alot ditetapkan koalisi partai dalam enam bulan belakangan setelah Anies terlebih dahulu dimunculkan itupun dengan gabungan partai imbas " senjata makan tuan ,akibat dibatasi dengan Parlement Threshold 20 persen syarat pencalonan capres.
Partai partai itu ibarat mencari pintu keluar akibat dikepung api yang berkobar di dalam rumah sendiri , semua kepanasan mencari jalan untuk dapat lolos dari keadaan kritis soal penetapan capres dengan UU pemilu no 7 tahun 2017.
Talk show dan road show antara masing masing kubu koalisi sebelumnya di baca publik sebagai bentuk ketidak pastian capres ,yang lebih parah lagi nampaknya arah politik bisa saja menjebak pimpinan partai partai itu kearah ketidak pastian pilpres ,wacana pemilu kemungkinan ditunda bisa saja terjadi kalau keadaan terus menerus,dalam ketidak pastian capres walaupun akhirnya sudah muncul dua nama hingga ujung bulan April ini Anies dan Ganjar itupun tanpa cawapres.
Sebuah pertanyaan ,lalu mereka mau menunggu apa lagi sungguh aneh jika bisa mudah kenapa dibuat sulit ?. Inilah kekonyolan treshold memasung diri dalam berdemokrasi para pemimpin terdahulu merumuskan dasar bernegara termasuk dalam menentukan kepemimpinan seperti halnya calon presiden dan wakil presiden dibuat mudah bagi partai politik yang syah di parlemen untuk memudahkan bangsa siap menghadapi tantangan.
Para pendiri negara berdebat berminggu minggu bahkan bulanan untuk merumuskan ide dan pemikiran .memberi jalan anak bangsa mendapat satu kesempatan terbaik agar kemajemukan tidak di bonsai dengan syarat capres dua puluh persen itu,sangat akal akalan agar pilihan presiden itu dapat di monopoli hanya beredar dikalangan kepentingan kelompok dan oligarki, peta kekuatan politik nasional dapat diatur untuk hal yang lebih jauh .
Meskipun saat ini mereka mulai menyadari bahwa bangsa Indonesia dalam menyikapi kehadiran tuntutan perubahan itu semakin kuat didesak publik ,dimulai dari perubahan kepemimpinan nasional karena dinilai tidak cukup siap menghadapi perubahan global yang begitu cepat dan dimulai dari sosok presiden yang kredibel dan handal dalam .meletakkan dasar dasar indonesia moderen tentu tanpa monopoli,oligopoli dalam mengelola Indonesia kedepan.
Lompatan itu diharapkan dimulai dari hasil pilpres yang melahirkan sosok capres dan cawapres yang tidak lagi diasuh oleh oligarki tapi oleh kesetaraan dan keterlibatan rakyat dalam membangun bangsa .
Jika Pilpres 2024 ini tidak lagi didominasi oleh oligarki politik yang membelokkan cita cita reformasi dan hajat berbangsa sebagaimana yang diinginkan amanat UUD 45 dan butir butir yang terkandung didalamnya maka tanpa kesulitan Indonesia akan dapat membalikkan keadaan Indonesia yang cukup sulit karena disiksa hutang luar negeri mengapa ? karena rakyat akan bergerak bersama dengan satu kesadaran sama bahwa Indonesia dan bangsa ini harus dapat dipulihkan kekuatan persatuannya kembali sebagai modal yang tak dapat tergantikan dengan kekuatan bangsa dengan demikian titik terang capres akan menyinari ruang gelap pilpres.
Selamat berhari Raya Idul Fitri 1444.H /2023 mohon maaf lahir dan Bathin.
Penulis pengamat Sosial Politik dan Kebijakan publik LKPI .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar