Langkat, Perisainusantara.com
Kepala SMK Negeri 1 Stabat membantah keras fitnah yang dirilis oleh salah satu media online abal-abal. Oleh media yang tidak memenuhi kaidah pers karena tidak dilengkapi izin yang lengkap itu, menuding Kepala SMK Negeri 1 Stabat secara terang-terangan melakukan praktik tindak pidana korupsi. Dengan tuduhan melakukan kegiatan illegal berupa pungli kepada siswa-siswi.
Pada berita yang terbit pada 20/02/2024, secara tendensius dan tanpa klarifikasi, Kepala SMK Negeri 1 Stabat dituduh melakukan pungutan sumbangan Komite Sekolah setiap bulannya.
Bahkan dengan sembrono dan tanpa data yang jelas, media yang tidak melampirkan nama wartawan pada tiap tulisannya itu menghitung operasional uang komite di SMK Negeri 1 Stabat. Termasuk berapa pemasukan dan pengeluaran. Lalu memfitnah Kepala SMK Negeri 1 Stabat menyelewengkan iuran komite untuk kepentingan pribadi.
Gratiskan Siswa Kurang Mampu,
Menyikapi fitnah tersebut, Kepala SMK Negeri 1 Stabat, Murti Khairani Lubis membantah dengan keras. Saat ditemui awak media di kantornya selasa (21/02/24).
“SMK Negeri 1 Stabat bersama dengan orang tua siswa yang tergabung dalam Komite Sekolah secara bersama-sama merumuskan besaran Sumbangan Biaya Pendidikan melalui rapat,” ujar Murti memberikan klarifikasi.
“Dalam rapat itulah diputuskan berapa besaran sumbangan tiap bulan untuk masing-masing siswa, berapa prediksi penerimaan, dan berapa kebutuhan operasional untuk membayar honor guru,” kata Kepala SMK yang terus berinovasi untuk kemajuan sekolah tersebut.
“Dan yang perlu diketahui, dari 2000 lebih siswa SMK Negeri 1 Stabat, hanya 1700 yang tergolong mampu yang membayarkan sumbangan pendidikan. Selebihnya sekitar 400 orang yang masuk kategori siswa yatim piatu dan kurang mampu kami gratiskan. Agar mereka tetap bisa bersekolah.”
“Jadi fitnah yang menyebut saya menyalahgunakan iuran komite. Karena tidak membina hubungan baik dengan jurnalis, itu sangat kejam dan jauh dari kenyataan yang ada,” tutup Murti.
Dari pantauan redaksi, SMK Negeri 1 Stabat terus berbenah dan menunjukkan perubahan akademis yang baik. Kepala SMK Negeri 1 Stabat merupakan karakter pekerja keras yang lebih banyak bertindak dan beraksi nyata dari pada sekedar membuang waktu untuk melayani awak media yang tidak jelas.
Di lain sisi, pemberitaan yang muncul tidak menghargai karakter Kepala Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Bahkan dengan mengabaikan azas praduga tidak bersalah, Kepala Sekolah selalu menjadi bulan-bulanan media abal-abal, untuk meraup kepentingan pribadi.
Penulis: SYMN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar