Petani Cabai Kecewa Minta Pemkab. Batu Bara Evaluasi, Koperasi BAJa Pengelola RPB Cabai
BATU BARA - Perisainusantara.com
Rumah Produksi Bersama (RPB) Pasta Cabai yang dikelola Koperasi Produsen Pertanian Berkah Abadi Jaya (BAJa) di Kabupaten Batu Bara mendapat kritik tajam.
Petani Cabai Merah Desa Lubuk Cuik Andi (57) mengungkapkan kecewa terhadap Proyek Rumah Produksi Bersama Komoditas Cabai Merah Batu Bara dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja) Desa Lubuk Cuik sebagai Pengelola, kami anggap tidak mampu mengelola. Jumat (27/12/24)
Terbukti saat Panen raya di Oktober 2024, saat itu harga anjlok mencapai harga 10.000 rupiah /Kg, dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja) tidak ada membeli Cabai Petani.
Minimal sesuai berimbang dengan biaya produksi, hal ini berbuntut hutang bahan saprodi tani cabai tidak terbayar.
Sejak tahun 2022, sebelum RPB di bangun, Koperasi Kobaja digadang - gadang, mampu menjadi solusi menstabilkan harga cabai merah di Kabupaten Batu Bara dengan memproduksi turunan cabai menjadi pasta cabai, ternyata cuma omon - omon saja, jelasnya Andi.
Meski diharapkan menjadi pusat pengolahan cabai yang efisien dan mendukung petani lokal, kinerja koperasi ini justru dinilai tidak produktif dan gagal memberikan dampak positif bagi petani cabai merah di tujuh desa, meliputi Desa Lubuk Cuik, Gunung Bandung, Bulan - Bulan, Pematang Tengah, Tanah Itam Hilir, Gambus Laut, Perupuk, dan Titi Merah.
Menurut beberapa pihak, koperasi ini menghadapi masalah mendasar dalam pengelolaannya, seperti lemahnya manajemen, minimnya transparansi, dan kurangnya pendampingan kepada petani.
Kondisi ini menciptakan kesenjangan besar antara tujuan pendirian RPB dan realitas di lapangan, di mana petani semakin terpuruk akibat rendahnya harga jual hasil panen cabai tidak sesuai dengan biaya produksi.
"RPB didirikan dan Koperasi sebagai pengelola Tupoksinya untuk membantu petani menghadapi fluktuasi harga, tetapi nyatanya sampai saat ini tidak ada memberikan manfaat nyata, kata Andi,
Kritik juga diarahkan pada koperasi yang dinilai belum mampu menjembatani kebutuhan petani dengan solusi nyata.
Padahal, koperasi seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi petani melalui strategi intervensi pasar dan pengolahan hasil panen yang efisien dapat mengembalikan fungsi utama RPB sebagai pusat pengolahan cabai yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan perlindungan harga bagi petani di Batu Bara,
Diharapkan Pemkab. Batu Bara melalui instansi terkait, Dinas Koperasi dan UKM Batu Bara dapat mengevaluasi kinerja dan Pengolaan serta membuat kebijakan nyata mengatasi permasalahan Koperasi Berkah Abadi Jaya,
Apabila keadaan begini masih dibiarkan maka dapat di pastikan RPB akan menjadi Mangkrak alias program gagal, ungkapnya Andi.
(wellas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar