-->

Dugaan Tanggul Limbah PKS Gunung Bayu Jebol, Penyebab Ribuan Ikan Nila Mati di Batu Bara

Dugaan Tanggul Limbah PKS Gunung Bayu Jebol, Penyebab Ribuan Ikan Nila Mati di Batu Bara



BATU BARA - Perisainusantara.com 

Rabu, (8 Januari 2025)

Tanggul limbah pendingin pabrik kelapa sawit (PKS) PT Gunung Bayu diduga jebol, menyebabkan limbah mencemari aliran sungai di Dusun X, Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara. 

Akibatnya, ribuan ikan nila di keramba apung milik kelompok budidaya ikan air tawar "Teratai Mangkai Lama" ditemukan mati massal.

Dugaan ini diperkuat dengan aktivitas perbaikan di lokasi tanggul limbah utama PKS Gunung Bayu yang berlokasi di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. 

Alat berat seperti ekskavator terlihat digunakan untuk pemasangan turap dan tiang pancang di titik tanggul yang diduga jebol.

Tinjauan Awal oleh Dinas Lingkungan Hidup

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH) Kabupaten Batu Bara, Lendi, mengungkapkan pihaknya telah melakukan inspeksi sejak 1 Januari 2025. 

Menurutnya, dugaan jebolnya tanggul terjadi pada Sabtu malam, 28 Desember 2024. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara untuk penanganan lebih lanjut," ujar Lendi.

Kabid Lingkungan Hidup Batu Bara, Tavy Juanda, menambahkan pihaknya telah meninjau lokasi tambak dan menelusuri aliran sungai dari Desa Mangkai Lama hingga perbatasan perkebunan Gunung Bayu sejak 1-3 Januari 2025. 

"Dari penelusuran, kami mendapati kondisi air sungai berwarna cokelat. Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara," jelasnya.

Pengambilan Sampel dan Analisis Lab

Pada 6 Januari 2025, bersama tim Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Asahan, pengambilan sampel air sungai dan tambak dilakukan untuk dianalisis lebih lanjut. 

Tavy menyatakan hasil laboratorium sementara masih ditunggu untuk memastikan penyebab pencemaran. Pengambilan sampel tambahan juga dilakukan bersama Sat Reskrim Polres Batu Bara Unit Tipiter pada 7 Januari 2025, dan rencananya tim gabungan akan kembali ke lokasi pada 8 Januari 2025.

Kemungkinan Penyebab Pencemaran

Tavy menjelaskan beberapa kemungkinan penyebab matinya ikan, termasuk dugaan pencemaran limbah, curah hujan tinggi yang menurunkan kadar asam air, hingga kepadatan eceng gondok yang mengurangi kadar oksigen di tambak.

Langkah dari Dinas Perikanan dan Kelautan

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batubara, Antoni Ritonga, mengatakan pihaknya bersama tim Dinas Lingkungan Hidup telah memeriksa lokasi pada 2 Januari 2025. "Kami menduga ikan-ikan mati akibat keracunan limbah, namun kesimpulan pasti masih menunggu hasil analisis laboratorium," tegasnya.

Peristiwa ini menjadi sorotan serius, mengingat dampak lingkungan dan kerugian ekonomi yang dialami petani tambak di Desa Mangkai Lama. Pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan ini.

(wellas)


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel

Label

Budaya (16) ekonomi (3) Kesehatan (14) Organisasi (255) Pemerintahan (118) Pendidikan (149) politik (151) Polri/TNI (6) sosial (107) Sumatera Utara (29)

Arsip Blog




 


Strategi Inalum Perluas Pangsa Pasar Aluminium Global

 


Mengenal Tiga Jenis Produk Aluminium dari INALUM

 


Tentang Inalum