-->

Limbah PKS PT Gunung Bayu Diduga Cemari Sungai dan Rusak Habitat Ikan di Mangkai Lama

Limbah PKS PT Gunung Bayu Diduga Cemari Sungai dan Rusak Habitat Ikan di Mangkai Lama



BATU BARA - Perisainusantara.com

Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Gunung Bayu diduga mencemari sungai yang melintasi Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, hingga menyebabkan kerusakan habitat serta kematian masal ikan di wilayah tersebut. Selasa (07/01/25)

Sungai tersebut juga masuk dalam kawasan budidaya ikan air tawar milik Kelompok Teratai Mangkai Lama.

Akibat insiden ini, Kelompok Teratai mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena ribuan ikan nila yang mereka pelihara di keramba apung mati mendadak. 

Dugaan pencemaran ini diperkuat oleh surat pemberitahuan yang dilayangkan Kelompok Teratai kepada Manajer PKS PT Gunung Bayu. Surat bernomor 140/01/ML/1/2025 itu ditandatangani oleh Kepala Desa Mangkai Lama, Sardalisyah, pada 2 Januari 2025.

Dalam surat tersebut, Sekretaris Kelompok Teratai, Ngatinah (49), menjelaskan bahwa pada Rabu, 1 Januari 2025, terjadi kematian masal ikan nila di keramba jaring apung serta ikan liar di danau yang berada di Dusun X Desa Mangkai Lama. 

Berdasarkan pengamatan di lapangan bersama Dinas Lingkungan Hidup, indikasi kuat menunjukkan kematian tersebut disebabkan oleh limbah yang dibuang oleh PKS PT Gunung Bayu. Limbah ini diduga mencemari area keramba danau yang dikelola oleh Kelompok Teratai, mengakibatkan kematian 5.400 ekor ikan nila dengan estimasi kerugian mencapai Rp70.400.000.

“Kami berharap Manajer PKS PT Gunung Bayu segera menindaklanjuti laporan kami untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Ngatinah.

Informasi yang dihimpun juga mengungkapkan bahwa ikan nila yang dibudidayakan tersebut merupakan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024 Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batu Bara. 

Hingga kini, ribuan ikan nila di keramba apung maupun ikan liar di danau masih terus mati akibat dugaan pencemaran limbah tersebut.

Kepala Desa Mangkai Lama, Sardalisyah, membenarkan insiden ini. "Benar, ribuan ikan mati, baik ikan nila di keramba apung milik Kelompok Teratai maupun ikan liar di danau," katanya, Selasa (7/1/2025).

Namun, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Batu Bara, Tavy Juanda, belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan pencemaran tersebut.

(wellas)


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel

Label

Budaya (16) ekonomi (3) Kesehatan (14) Organisasi (255) Pemerintahan (118) Pendidikan (149) politik (151) Polri/TNI (6) sosial (107) Sumatera Utara (29)

Arsip Blog




 


Strategi Inalum Perluas Pangsa Pasar Aluminium Global

 


Mengenal Tiga Jenis Produk Aluminium dari INALUM

 


Tentang Inalum